Margonda | jurnaldepok.com
K, balita korban penganiayaan oleh pemilik Daycare Wensen mengalami tulang melengkung atau skoliosis dan pneumonia.
Orang tua K, Meita Irianty alias Tata mengungkapkan, mulanya anaknya tidak mengalami gejala skoliosis maupun pneumonia sebelum dititipkan di Daycare Wensen.
Kedua gejala itu baru diderita K setelah terungkapnya kasus penganiayaan di daycare tersebut. Hal itu diperkuat dari hasil rontgen mandiri yang dilakukan di rumah sakit.
“Jadi kemarin itu dokter menjelaskan bahwa hasil rontgennya itu anak saya di paru-parunya ada bercak, sepeti pneumonia. Nah tapi karena memang dua bulan berturut-turut batuk enggak sembuh, akhirnya dokter menyarankan tes TBC,” katanya.
Dia menambahkan, saat ini K masih dalam proses observasi. Saat diperiksa, dokter menanyakan kondisi di daycare seperti apa. Apakah ruangannya tertutup dan ventilasi seperti apa.
“Memang saksi-saksi juga menyatakan, guru-guru juga menyatakan bahwa di daycare itu AC-nya jarang dicuci dan tidak ada ventilasi. Pokonya sirkilasi udara disana buruk, jendela enggak pernah dibuka,” paparnya.
Dengan kondisi ventilasi yang kurang baik itu diduga menjadi penyebab K mengalami batuk berkepanjangan. K batuk sudah dua bulan dan belum sembuh.
“Makanya anak saya dan anak lain sering batuk. Bahkan anak saya dua bulan tuh enggak sembuh-sembuh. Nah hasil rontgen itu ada skoliosis ringan di badan anak saya. Saya masih nanya ke dokter apakah ini karena benturan atau karena apa,” ujarnya.
Dia menceritakan K tidak mengalami batuk berkepanjangan sebelumnya. Batuk tak kunjung sembuh itu baru terjadi setelah K masuk daycare.
“Sebelumnya enggak ada, terakhir itu kita periksa dokter anak saya itu bulan Februari-Maret itu karena sakit, biasalah sakit musiman, karena kan masih musim hujan ya waktu itu,” pungkasnya. n Aji Hendro