Oleh: KH Syamsul Yakin
Waketum MUI Kota Depok
Sebenarnya ada tiga komunitas Yahudi di Madinah, yakni Qunaiqah, Quraizhah, dan Nadhir. Mereka dilarang untuk melakulan dua hal, yakni membunuh dan mengusir sesama mereka. Namun larangan itu tak diindahkan.
Allah informasikan, “Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan, tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu” (QS. al-Baqarah/2: 85).
Menurut Syaikh Nawawi dalam kitab Tafsir Munir, Bani Quraizhah dan Bani Nadhir pada awalnya bersaudara seperti halnya kabilah Aus dan Khazraj. Mereka saling bermusuhan karena Bani Quraizhah berada di pihak kabilah Aus dan Bani Nadhir memihak kabilah Khazraj ketika berkecamuk peperangan. Aksi saling dukung ini memecah belah mereka.
Namun menariknya, apabila ada salah seorang dari mereka ditawan mereka.malah menebusnya. Misalnya, lanjut Syaikh Nawawi, kalau seorang dari Bani Nadhir ditawan oleh kabilah Aus, Bani Quraizhah malah menebusnya dengan alasan atas perintah Allah. Pun sebaliknya, apabila seorang dari Bani Quraizhah ditawan oleh kabilah Khazraj, Bani Nadhir menebusnya dengan alasan yang sama.
Menurut Syaikh Nawawi, hal itu membuat kabilah Aus dan Khazraj yang berbangsa dan berbahasa Arab terheran-heran, “Mengapa kalian memerangi mereka lalu kalian menebus mereka?” Bani Quraizhah dan Bani Nadhir yang sama-sama berbangsa dan beragama Yahudi menjawab, ”Kami diperintahkan menebus mereka dan dilarang mengusir mereka”.
Perkataan tersebut dikecam oleh Allah, “Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tidaklah balasan bagi orang yang berbuat demikian darimu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (QS. al-Baqarah/2: 85).
Kalau orang-orang Yahudi konsisten, seharusnya mereka tidak saling bunuh dan mengusir saudara mereka. Alasan mereka melakukan hal itu, ditulis Syaikh Nawawi, adalah demi gengsi primordial, yakni sama-sama Yahudi.*