HedlinePolitik

Bikin Mati Pelaku Usaha, Warga Tolak Pembangunan Flyover Yang Dijanjikan IBH-Ririn

Pancoran Mas | jurnaldepok.com
Sejumlah pedagang dipinggir ruas Jalan Raya Sawangan dengan tegas menolak wacana pembangunan flyover di ruas Jalan Raya Sawangan yang dicanangkan oleh paslon nomor urut 1, IBH-Ririn jika kelak terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok.

“Jika pembenahan kemacetan dengan kebijakan melebarkan bidang jalan kami setuju, tapi kalau mau bangun flyover jelas kami tolak karena berpotensi mematikan usaha warga, terutama para pedagang di pinggir jalan,” ujar Asep Anggara, pemilik usaha pangkas rambut di Parung Bingung, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoran Mas.

Dikatakannya, jika jalur Depok-Sawangan dibangun jalan layang (flyover) dipastikan sebagian besar pengendara akan melintas di ruas jalan tersebut untuk menghindari kemacetan.

“Semua pedagang di pinggir jalan pasti akan menolak rencana pembangunan jalan layang atau flyover, karena jika kebijakan itu direalisasikan maka para pedagang pasti gulung tikar karena pada umumnya konsumen warung, toko dan segala kegiatan usaha di pinggir jalan mengandalkan pengguna jalan,” ungkap Asep.

Penolakan serupa disampaikan oleh Dayat, salah satu pedagang kios rokok dipinggir Jalan Raya Sawangan.

“Waduh, kalau dibangunan flyover kami pasti bangkrut, itu sudah terjadi di beberapa wilayah yang tempat jualannya dibangun jalan laying. Kalau pilihannya flyover atau pelebaran, kami jelas pilih pelebaran, karena kalau pelebaran kami masih bisa jualan,” tandas Dayat.

Tak hanya pedagang, Amat salah satu tukang ojek pangkalan di wilayah Parung Bingung, juga lebih memilih pelebaran bidang jalan ketimbang jalan layang.

“Kalau dibangun jalan layang kami mau ngojek dimana?, sekarang aja ngojek sepi apalagi kalau dibangun jalan layang,” keluh Amat.

Menanggapi hal itu, salah satu pengamat sosial kemasyarakatan, Anwar Sanusi mengatakan, pembangunan jalan layang tidak hanya berpotensi mematikan usaha para pedagang pinggir jalan, namun akan menyulitkan aktivitas transportasi bagi warga.

“Kami mengutarakan pendapat terlepas dari siapa yang memiliki program, tapi yang jelas untuk mengatasi kemacetan di Jalan Raya Sawangan lebih efektif dengan melebarkan bidang jalan, karena selain tidak mematikan usaha warga, juga lebih efektif dan tidak berdampak terhadap kelancaran arus lalu lintas dari pemukiman warga ke jalan raya,” ungkap Anwar.

Dikatakannya, jika Jalan Raya Sawangan dibangun flyover, maka harus disertai dengan pengadaan ruas jalan arteri yang jumlahnya sangat banyak, sebab di kiri dan kanan Jalan Raya Sawangan merupakan pusat pemukiman warga.

“Kalau pilihannya flyover maka harus dibangun banyak jalan arteri yang menghubungkan ruas jalan lingkungan dengan bidang jalan layang, itu harus ada pelebaran juga, artinya menambah biaya lagi. Jadi bila dilihat dari unsur efektifitas dan kemanfaatan, pelebaran jalan lebih pas ketimbang pembangunan flyover,” tutup Anwar. n Asti Ediawan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button