HedlinePeristiwa

Korban Pembacokan Gegara Berebut Cewek Kesulitan Biaya Berobat

Sawangan | jurnaldepok.com
Keluarga korban pembacokan MF, mengalami kesulitan untuk biaya pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah ASA Sawangan.

Mistar, kakek korban pembacokan kepada wartawan mengatakan, cucunya sedang berjuang dengan maut setelah menderita luka bacok parah di dada dan punggung. Tulang belakang dan iga korban patah. Korban pun menjalani operasi dan pemasangan pen pada tulang yang patah.

“Hanya saja, biaya yang dibutuhkan untuk operasi tidak sedikit. Orang tuanya hanya mendapatkan penghasilan dari usaha warung kopi,” katanya.

Meski sudah dibuatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Ketua RT dan RW lingkungan, pengajuan pengobatan gratis ditolak rumah sakit. Pasalnya, korban terluka karena tindak kriminalitas.

“Kemarin saat kejadian MF disuruh operasi tertunda karena tidak ada biaya. Kata dokter untuk biaya operasi saja sekitar Rp12 juta, belum biaya pasang pen dan lainnya sangat berat,” ujarnya.

Namun, sambungnya, keluarga dari pembacok berinisiatif untuk menanggung biaya pengobatan MF selama di rumah sakit.

“Dari pihak keluarga pelaku mau ada inisiatif untuk bertanggung jawab buat biaya pengobatan cucu di rumah sakit. Saat ini cucu kami sudah menjalani operasi untuk luka-lukanya,” katanya.

Mistar menuturkan, setelah ibu dan bapaknya berpisah, kini cucunya ikut tinggal satu rumah dengannya. Sehari-hari, MF bekerja sebagai badut keliling.

“Untuk memenuhi hidup sehari-hari korban kerja serabutan jadi badut keliling di Margonda. Siapa saja temennya meski tidak tahu nama, tapi kenal wajah. Untuk pelaku berjumlah dua orang yang sudah ketangkap ini tidak kenal sama sekali,” ungkapnya.

Pada saat kejadian, lanjut Mistar, cucunya dianiaya hingga dibacok remaja berusia 15 tahun. Bahkan, pembacok turut dibantu temannya yang masih dibawah umur.

“Pelaku berdua menyerang korban saat sedang ada pacar cucunya. Sempat memisahkan, tapi pelaku malah mengancam pacarnya akan dilukai maka dari itu langsung kabur. Sedangkan cucunya sudah tidak berdaya terkapar di jalan sudah bersimbah darah. Warga yang sedang ada di pos seberang jalan langsung menolong korban dilarikan ke rumah sakit,” tuturnya.

Terpisah, Ketua RT 01 RW 14 Kemirimuka, Reza Purnama Alam mengatakan, keluarga korban dikategorikan keluarga tidak mampu.

“Rumah yang ditempati korban milik dari orang tua ibunya yaitu Bapak Mistar. Satu rumah berukuran sekitar 40-50 meter ini ditempati sekitar 10 jiwa,” pungkasnya. n Aji Hendro

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button