Laporan: Aji Hendro
Seni tradisi Lenong Betawi terus berkembang di Kota Depok, dimana beberapa komunitas teater masih mempertahankannya dari generasi ke generasi.
Salah satu penerus seni tradisi Lenong Denes, Firman Jalut mengisahkan bahwa melestarikan tradisi lenong adalah bentuk tanggungjawab generasi kini terhadap keberlangsungan kebudayaan Nusantara.
“Saya dan abang saya mempertahankan lenong yang diwariskan oleh mendiang engkong dan bapak saya. Kami generasi sekarang yang sadar bahwa keahlian seni Lenong Denes ini harus juga diwariskan ke anak-cucu kita,” katanya dalam kegiatan diskusi Lenong Denes dan Lenong Preman di Betawi Ngoempoel Creative Center (BNCC), Kecamatan Beji.
Ketua Lembaga Kebudayaan Depok, Kurniawan menambahkan, Firman adalah salah satu mentor yang akan mengisi rangkaian agenda diskusi, pelatihan dan pertunjukan Lenong Denes untuk puluhan perwakilan pelajar dari SMA di Depok.
“Kegiatan digagas oleh Lembaga Kebudayaan Depok yang mendapatkan dukungan dari Kementerian Kebudayaan melalui program Indonesia. Diskusi perdana yang sekaligus menjadi momen pembukaan mengangkat tentang sejarah dan dinamika seni tradisi di Nusantara menghadirkan pembicara Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto dan Firman Jalut,” paparnya.
Dia menambahkan, rangkaian agenda pelatihan dan pertunjukan akan diikuti secara intensif oleh para siswa. Pelatihan ini juga mendapatkan dukungan dari sekolah-sekolah di Depok termasuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Rencananya, kata dia, dari LKD akan menerbitkan buku tentang sejarah dan perkembangan lenong di Depok
“Kami perlu catatan sejarah tertulis terhadap seni tradisi termasuk lenong di Tanah Depok. Kami akan lanjutkan untuk riset pada seni tradisi, modern dan kontemporer lainnya,” papar lelaki yang juga mendirikan Sanggar Tari Larasati.
Lebih lanjut ia mengatakan, proses buku ini akan dimulai sejak awal kegiatan pelatihan hingga puncak pementasan pada awal Oktober mendatang.
Selain Firman, selama tiga bulan, siswa akan mendapatkan materi Lenong Preman oleh Emak Iin dan Baba Boy Manisa “Entong Sueb”. Beberapa pelaku teater seperti Andre Banyuardi, Edi Darim, dan Arief Lintau, juga akan mengisi materi di awal pelatihan.
Tidak hanya menerima paparan materi, para siswa juga akan menyaksikannya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI), Prof Dr Semiarto Aji Purwanto mengatakan, siswa dan mahasiswa yang mengikuti kegiatan diskusi ini merupakan salah satu penerus untuk melestarikan seni Lenong Betawi saat ini.
“Kami rasa seni Lenong Betawi masih, tinggal bagaimana kita terus melestarikannya,” katanya.
Dia juga mengapreasi LKD yang menggelar kegiatan diskusi mengenai seni Lenong. n