Laporan: Aji Hendro
Lembaga Kebudayaan Depok (LKD) selama tiga bulan ini menggelar pelatihan Lenong Denes kepada puluhan pelajar dengan menghadirkan pemain lenong Firman Djalut.
Di tengah pelatihan itu, Lenong Denes Puja Betawi pimpinan Firman Djalut menggelar pertunjukan bertajuk Putri di Sarang Siluman di Panggung Betawi Ngoempoel Creative Center (BNCC), Tanah Baru, Depok.
Ketua Lembaga Kebudayaan Depok Kurniawan kepada wartawan mengatakan, kegiatan pementasan, latihan juga diskusi yang telah dijalankan LKD ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangan seni dan budaya tradisi lokal di Depok.
“Sehingga para pelajar dapat mengetahui, mengenal bahkan ikut di dalam proses dan dinamika seni tradisi Betawi di Depok,” ujarnya.
Pelatihan lenong kepada para pelajar di Kota Depok merupakan caranya menggandeng generasi muda agar perduli pada kebudayaan tradisi dan kebudayan di negeri ini.
“Kita juga surprise, ternyata mereka sangat antusias selama menjalani proses pelatihan. Mereka aktif dan mau rutin untuk berlatih menjelang persiapan pentas mereka Oktober nanti. Jadi, bukan mereka tidak tertarik pada seni tradisi, tapi kita orangtua pun harus jangan bosan mengajak mereka terlibat dalam kerja budaya tradisi kita,” paparnya.
Pementasan ini dihadiri oleh Wali Kota Depok, H. Supian Suri; Pembina Lembaga Kebudayaan Depok, Nuroji yang juga Anggota DPR RI dan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisporyata), Eko Herwiyanto, Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Tanah Baru, Samsu Sadikin
Setelah pertunjukan Lenong Denes ini, akan ada workshop Lenong Preman oleh Emak Iin, Bang Udin Nganga dan Baba Boy Manisa “Entong Sueb”, sebagai lanjutan kegiatan pelestarian seni tradisi untuk para peserta pelajar.
Emak Iin yang khas dengan bentuk Lenong Preman akan diagendakan pentas pada 26 Juli 2025. Kedua jenis lenong yang dimainkan oleh Firman Jalut dan Emak Iin serta kawan-kawan itu, nantinya menjadi contoh bagi para pelajar, baik kelompok yang memilih mementaskan Lenong Denes atau pun Lenong Preman. Kedua kelompok pelajar ini akan berpentas pada 4 Oktober 2025 mendatang.
Menurut Firman Djalut, melestarikan tradisi lenong adalah bentuk tanggungjawab generasi sekarang terhadap keberlangsungan tradisi.
“Saya dan abang saya mempertahankan lenong yang diwariskan oleh mendiang Engkong dan Bapak saya. Kami generasi sekarang yang sadar bahwa keahlian seni Lenong Denes ini harus juga diwariskan ke anak-cucu kita,” katanya.
Dia menambahkan, selama pelatihan kedua jenis lenong ini, beberapa pemain teater dan pelaku seni seperti Andri Bayuardi, Edi Darim, Iman Sembada, Arief Lintau, Sihar Ramses Simatupang, Bambang Wahyudin dan Eka Perdana juga turut mengisi materi.
Pelatihan juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Kebudayaan melalui program Indonesiana dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bersama Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk mengundang para pelajar se-Depok.
Selain pementasan dan pelatihan, LKD juga akan menerbitkan buku tentang sejarah dan perkembangan lenong di Kota Depok. Proses penggarapan buku ini dilaksanakan sejak digelarnya pelatihan hingga puncak pementasan di awal Oktober mendatang. n