HedlineLingkungan

Anggota Bank Sampah Sasak Berkreasi 07 Limo Getol Nabung Sampah

Limo | jurnaldepok.com
Ketua Bank Sampah (BS) Sasak Berkreasi 07 Limo, Yuliawati mengaku sangat mengapresiasi animo para anggotanya menyetorkan sampah non organik yang dikumpulkan di sekretariat Bank Sampah Sasak Berkreasi yang bermarkas di wilayah RW 07, Kelurahan Limo.

“Alhamdulillah sejak kami memiliki bangunan sekretariat dari bantuan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) para anggota kami tampak lebih bersemangat mengumpulkan sampah non organik yang kemudian disetorkan ke sekretariat, setoran sampah non organik dari para anggota kemudian ditimbang dan di catat untuk kemudian nanti hasilnya akan dibagikan kembali kepada para anggota sesuai nilai dari sampah non organik yang telah disetorkan,” ujar Yuli kepada Jurnal Depok, kemarin.

Selain dijual ke pengepul rongsokan, sebagian sampah non organik yang terkumpul dioptimalkan untuk bahan kerajinan tangan yang juga memiliki nilai ekonomis dan hasil penjualan kerajinan akan di bagi kepada para pembuat kerajinan yang juga merupakan bagian dari anggota Bank Sampah Sasak Berkreasi.

“Sebenarnya kegiatan memilah dan mengumpulkan sampah non organik sangat banyak nilai manfaatnya, namun memang butuh ketelatenan dan ketekunan dan kesabaran karena hasil mengumpulkan sampah tidak bisa didapatkan langsung tapi harus dikumpulkan terlebih dahulu,” ujarnya.

Eksistensi dan aktivitas para anggota Bank Sampah Sasak Berkreasi dalam mengelola sampah mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.

Ketua RW 07, Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Sanim mengaku sangat bangga dengan kreatifitas para kaum ibu di Bank Sampah Sasak Berkreasi seraya berharap keberadaan Bank Sampah Sasak Berkreasi tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi sampah terbuang namun
juga dapat menjadi alternatif bagi upaya meningkatkan penghasilan keluarga.

“Sebagai Ketua Lingkungan saya tentu sangat mengapresiasi kreatifitas para kaum ibu di Bank Sampah Sasak Berkreasi, mereka tidak hanya aktif dalam mengelola sampah non organik namun juga sangat kreatif menyulap sampah menjadi barang bernilai ekonomis dengan membuat souvenir cantik yang laku dijual,” pungkas Sanim. n Asti Ediawan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button